0
PILIHAN JALANAN
19 Jan 2011 | Author: Alhafiz | Label: SajakKupilih jalanan
Pengap sangat udara di sekolah dan di rumah
Sesak nafasku terjerat
Mulut cerobong dan jiwa dangkal mencekik lintasan kreasi
Katanya hidup orang mesti berpribadi
Kutentukan sikap
Keras kepala kau bilang
Agenda nyata kau tolak
Bukan! Itu tidak nyata
Nyatanya kami tidak untung katamu
Intrik kuno memang demi masa depan
Hati, mata gelap pada matahari
Berhimpitan angkasamu
Perutmu samudera tak bertepi
Otak dan perut sama isinya
Begitulah kata ilmu ketamakan
Keruh pikirmu dan kandungan badan tiada beda
Terlena bagai ular kenyang dan apa kata orang nanti sabda gusti pangeran
Selamat menikmati, sapa sesamamu
Tidak! Berhenti! Hentikan!
Aku muak
Pada sisa perut dan bicaramu aku terganggu
Angin jalanan akan mengisi buncitmu
Debunya mendarati makananmu
Keduanya masih punya sikap dalam kekalahan
Masih tegas padamu, hei pengkhianat nurani
Jakarta Raya, 8 Januari 2011 02.14
Alhafiz
Langganan:
Posting Komentar (Atom)